Allahu akbar, Allahu akbar, (Allahu akbar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)
la ilaha illa Allah (Tidak ada Tuhan selain Allah)
Allahu akbar, Allahu akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)
wa li-illahi al-hamd (Segala puji hanya bagi Allah)
la ilaha illa Allah (Tidak ada Tuhan selain Allah)
Allahu akbar, Allahu akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)
wa li-illahi al-hamd (Segala puji hanya bagi Allah)
Idul fitri tinggal hitungan jam di Indonesia sekarang. Takbir sudah mulai menggema di setiap masjid dan mushalla – walau terkadang teredam sebentar oleh suara petasan. Sulit untuk kesal pada anak-anak yang membunyikan petasan, karena waktu kecil saya juga melakukan hal yang sama heee.
Hal yang paling dirindukan pada saat Ied, saya pribadi, adalah gema takbirnya. I don’t really care about ketupat, opor, nastar, etc. The tastes are the same whether I take it on Ied or on ordinary days.
Selain takbir dan petasan, pembagian sembako yang berujung kerusuhan dan jatuhnya korban jiwa, hal yang umum di jumpai adalah orang-orang yang siap-siap mudik. Duh, bawaan banyak bo….. sama sih, waktu pulang kampung juga saya dan keluarga bawa barang segambreng, bikin kesel kenek bis karena quota bagasi terbatas. Tapi, yah, tetap diangkut juga sama tuh kenek. Jadi ngelantur nih.
Oh iya, hal yang umum juga adalah berita tentang arus mudik. Informasi arus mudik bahkan sudah dimulai sebelum Ramadhan dimulai, baru sekilas-sekilas memang, dan juga berita ringan tentang tiket yang sudah tiris, entah diborong siapa – calo atau pemudik asli? Ga tau deh, yang pasti, beritanya dari tahun ketahun yaaa itu itu juga: tiket ludes (kemungkinan diborong calo dan PJKA ga tau harus apa), harga tiket naik, harga sembako naik dll.
Tahun ini (2011) jumlah pemudik diperkirakan 5 juta. Wow!! Fantastik. Jumlah penduduk Jakarta 9 Jutaan, wah, kalau 5 juta itu semuanya penduduk yang tinggal di Jakarta, pasti terasa banget sepinya (momentum yang sulit ditemui). Tapi tentu aja itu semuanya bukan dari Jakarta saja.
Suasana sholat Ied Fitri di Jogya |
Tapi tahun ini agak special sepertinya, karena jumlah pemudik yang menggunakan pesawat meningkat, dan ini menimbulkan rasa senang pada hati presiden kita, karena dia mengganggap ekonomi Indonesia membaik. Huff… bikin ketawa indikatornya. Yah, mungkin dia berniat meningkatkan optimism warganya. Lanjutkan!
Intinya, Lebaran di Indonesia umumnya, dan Jakarta khususnya, cukup semarak lah… dan buat banyak orang, ga akan menimbulkan cultural shock. Mari kita jalan-jalan melihat Ied dibeberapa belahan dunia. Mareee…..
Arab Saudi
Di Arab Saudi, tepatnya di Riyadh, umat Islam mendekorasi rumah saat Idul Fitri tiba. Sejumlah perayaan digelar seperti pagelaran teater, pembacaan puisi, parade, pertunjukan musik, dan sebagainya. Soal menu Lebaran, umat Islam di sana menyantap daging domba yang dicampur nasi dan sayuran tradisional. Hal ini juga terjadi di Sudan, Suriah, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.
( Ada cerita unik dari Arab Saudi : Seperti adat / tradisi menjelang sholat idhul fitri semua mobil di arab saudi di cuci bersih. Bahkan ada yang membeli mobil baru masih bungkusan plastik dipakai selama satu tahun di cucinya cuma sekali yaitu di hari idhul fitri…)
( Acara lebaran yang tidak ketinggalan di arab saudi yaitu potong kambing bersama setiap keluarga. Minimal potong 3 ekor kambing dan mendirikan kemah-kemah entah itu di depan/samping/belakang rumah.Bisakah kita meniru?)
( Acara membayar Zakat atau acara bagi-bagi hadiah orang – orang Arab tidak susah. Mereka keliling pakai mobil, di setiap pertokoan di sediakan jual beras dan juga disetiap pertokoan sudah siap penerima zakat yaitu para warga negara afrika/kulit hitam yang kehidupannya sangat minus di arab.)
( Acara lebaran yang tidak ketinggalan di arab saudi yaitu potong kambing bersama setiap keluarga. Minimal potong 3 ekor kambing dan mendirikan kemah-kemah entah itu di depan/samping/belakang rumah.Bisakah kita meniru?)
( Acara membayar Zakat atau acara bagi-bagi hadiah orang – orang Arab tidak susah. Mereka keliling pakai mobil, di setiap pertokoan di sediakan jual beras dan juga disetiap pertokoan sudah siap penerima zakat yaitu para warga negara afrika/kulit hitam yang kehidupannya sangat minus di arab.)
Iran
Iranian Poeat / iranischer Dichter |
Lebaran di Iran justru kurang semarak. Hal ini karena mayoritas umat Islam di sana adalah pengikut ajaran Syiah. Setelah salat Idul Fitri di masjid atau lapangan, mereka cukup melanjutkannya dengan acara silaturahmi bersama keluarga dan ditutup dengan acara pemberian makanan dari keluarga kaya kepada yang kurang mampu.
Amerika Serikat
Houston |
Perayaan Lebaran di Amerika Serikat tidak semeriah dan sehangat daerah-daerah lain di dunia. Karena di sana Idul Fitri tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Bahkan terkadang muslim di sana tidak sadar besok akan masuk waktu Idul Fitri sebelum malam berganti. Seringkali waktu lebaran berbeda antara wilayah pesisir bagian Barat dan Pesisir Timur, ini karena tanda masuk bulan Syawal yang ditentukan oleh posisi bulan.
Warga Muslim di Amerika mengetahui waktu jatuh lebaran melalui Email, Telepon atau melalui Pengumuman Website yang dikirim oleh Komunitas Muslim setempat.
Kebiasaan yang dilakukan Muslim Amerika adalah bangun pagi, sarapan lalu berangkat ke Masjid, Ballroom Hotel atau Lapangan untuk melakukan salat Ied. Pakaian yang dikenakan sangat beragam tergantung asal negara pemakainya karena mayoritas muslim di sana adalah imigran. Seusai salat, mereka saling mengucapkan ”Happy Eid” atau ”Eid Mubarak” antarjamaah. Lalu mereka akan saling berkunjung dan bersilahturahmi terhadap kerabat dan kenalan dekat.
Malaysia, Brunai, Singapure
Di Malaysia, Singapura, dan Brunei, Idul Fitri dikenal juga dengan sebutan Hari Raya Puasa atau Hari Raya Aidil Fitri. Masyarakat di Malaysia dan Singapura turut merayakannya bersama masyarakat Muslim diseluruh dunia. Seperti di Indonesia, malam sebelum perayaan selalu diteriakkan takbir di masjid ataupun mushala, yang mengungkapkan kemenangan dan kebesaran Tuhan.
Diperkampungan, biasanya banyak masyarakat yang menghidupkan pelita atau panjut, atau obor di Indonesia. Banyak bank, perkantoran swasta ataupun pemerintahan yang tutup selama perayaan Idul Fitri hingga akhir minggu perayaan. Masyarakat disini biasanya saling mengucapkan "Selamat Hari Raya" atau "Salam Aidil Fitri" dan "Maaf lahir dan batin" sebagai ungkapan permohonan maaf kepada sesama. Di Malaysia juga ada tradisi balik kampung, atau mudik di Indonesia. Disini juga ada tradisi pemberian uang oleh para orang tua kepada anak-anak, yang dikenal dengan sebutan duit raya.
Bangladesh, India, dan Pakistan
Pakistan |
Di Bangladesh, India, dan Pakistan, malam sebelum Idul Fitri disebut Chand Raat, atau malam bulan. Orang-orang mengunjungi berbagai bazar dan mal untuk berbelanja, dengan keluarga dan anak-anak mereka. Para perempuan, terutama yang muda, seringkali satu sama lain mengecat tangan mereka dengan bahan tradisional hennadan serta memakai rantai yang warna-warni.
Turki
Di Turki, Idul Fitri dikenal dengan sebutan Bayram (dari bahasa Turki). Biasanya setiap orang akan saling mengucapkan "Bayramınız Kutlu Olsun", "Mutlu Bayramlar", atau "Bayramınız Mübarek Olsun". Pada Idul Fitri, masyarakat biasanya menggunakan pakaian terbaik mereka (dikenal sebagai Bayramlik) dan saling kunjung mengunjungi ketempat orang-orang yang mereka kasihi seperti keluarga, tetangga, dan teman-teman mereka serta menziarahi kuburan keluarganya yang telah tiada.
Pada masa itu, orang yang lebih muda akan mencium tangan kanan mereka yang lebih tua dan menempatkannya di dahi mereka selagi mengucapkan salam Bayram. Para anak-anak kecil juga biasa mendatangi rumah-rumah disekitar lingkungannya untuk mengucapkan salam, dimana mereka biasanya diberikan permen, cokelat, permen tradisional seperti Baklava dan Lokum, atau sejumlah kecil uang.
China
Disebuah negara yang menganut sistem politik komunis, perayaan Idul Fitri tetaplah meriah, meskipun terbatas sesuai jumlah mulim di Cina yang tidak banyak. Di Xinjiang, pagi di hari Idul Fitri sekitar 1000 muslim akan melakukan sholat Id. Para pria mengenakan jas khas dan kopiah putih, dan para wanita mengenakan baju hangat dan kerudung setengah tutup. Pesta makan diisi dengan masak besar untuk seluruh jamaah yang hadir diikuti dengan makan bersama. Acara kemudian dilanjutkan dengan saling mengunjungi kerabat dan silaturahmi. Acara juga diisi dengan bersih-bersih makam dan pembacaan doa di makam kerabat. Hal yang menjadi ciri khas lebaran disana adalah upacara mengenang pembantaian umat muslim oleh dinasti Qing dan juga selama revolusi kebudayaan.
London
Di kota London, diperkirakan ada satu juta umat Muslim yang tinggal di sini. Kalau ditotal dari berbagai penjuru Inggris Raya, kira-kira ada sekitar dua juta umat Muslim yang datang dari berbagai belahan dunia. Kalau kita bergerak menuju daerah pemukiman Muslim, barulah terasa nuansa hari raya. Orang-orang tampak keluar rumah dengan pakaian yang lebih istimewa. Tak sekadar baju kerja atau sekolah yang mereka pakai sehari-hari.
London Central Mosque, mesjid terbesar di London, menunjukkan kemeriahan itu.
Ratusan orang tumpah ruah di mesjid yang rampung dibangun tahun 1978 silam ini. Berbagai macam bentuk rupa manusia ada di sana, dengan beragam warna dan atribut diri, semuanya memancarkan kegembiraan hari raya. Mesjid yang dirancang Sir Frederick Gibberd ini sanggup menampung 1800 jemaat, dengan ornamen khas Islam dengan dominasi warna biru di balik kubah besar berwarna emas.
Sumber: Mbah Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar