Minggu, 12 Juni 2011

FACEBOOK OH FACEBOOK

Tiada hari tanpa facebook. Mungkin itu motto sebagian besar orang pengguna internet or pengguna smartphone. Sebenarnya ga perlu tunggu 24 jam kemudian malah, kadang kala, baru sign out beberapa puluh menit, kekangenan tuk baca-baca koment, entah yang penting or sekedar koment sampah yang kadang ga jelas or menggantung, seperti "ah, akhirnya aku harus mengambil keputusan" or "kuharap dia tau aku menunggu." Ohhh come onnnnn.

Di dunia sekarang ini, sekitar 630 juta pengguna facebook dan di Indonesia sendiri terdapat sekitar 35 juta orang dan didominasi oleh laki-laki dan bila dikelompokkan menurut usia, pengguna terbanyak adalah mereka yang berusia diantara 18-24 tahun. Siasanya adalah range usia 14-17 dan 25-34 dengan jumlah yang hampir seimbang. Satu lagi hal yang penting, Indonesia menduduki peringkat kedua dalam jumlah pengguna facebook, tepat di bawah setelah USA, tempat asal fb.

Sebenarnya sih terserah dari masing-masing kita mau menggunakan fb untuk tujuan apa, selama ga menyerang salah satu pihak or menjalankan rencana busuk seperti menculik anak orang. Namun sayangnya, hal negatif seperti itu banyak terjadi. Bukan hanya di Indonesia, bahkan di London, Pimpinan Gereja Katholik di Inggris mengaku sangat prihatin terhadap fenomena jejaring sosial seperti facebook or my space alasannya karena intensitas tatap muka menurun drastis dan mengurangi kehidupan sosial mereka. Keprihatinan dia ditambah dengan adanya ajakan untuk melakukan bunuh diri masal via fb dan adanya kasus Mega Gillan, yang saat itu berusia 15 tahun, melakukan bunuh diri dikarenakan diejek oleh temannya via fb (Telegraph, 2009). 

Di Indonesia sendiri, salah satu kabar menghebohkan karena efek negatif dari fb adalah kasus Devi, seorang ABG Bandung, siswi SMP yang dibawa kabur (tas kaleeee, dibawa kabur) oleh seorang yang dikenal "ganteng" di fb. Ga tanggung-tanggung, dia dibawa kabur selama setengah bulan alias 15 hari. Repot deh urusan. Tapi fenomena penculikan seperti itu jumlahnya bukan hanya hitungan jari, tapi bisa jadi ratusan dan bisa jadi juga, fenomena gunung es alias, jumlah yang tidak terdeteksi bisa jadi jauh lebih banyak daripada yang dilaporkan.

Mari kita persempit lagi. Sebenarnya ga perlu jauh-jauh lihat efek negatif dari fb. Coba tengok anggota keluarga kita. Entah sudah seberapa apatis those fb freak terhadap lingkungannya. Satu contoh keapatisan bisa saya ambil dari teman saya sendiri. Saking asiknya ber fb ria via BB, dia ga menyadari kalau anaknya sudah sampai rumah dengan selamat dan baru sadar ketika anaknya kompain, "Mama, aku udah di rumah, mama masih fb-an aja sih." Sang mama langsung tidak enak hati, tapi apakah intensitas menggunakan fb berkurang? ternyata tidak sama sekali. 

Saya ingat, pertama kali saya menggunakan fb, beberapa tahun lalu, itupun karena rasa penasaran karena ingin tahu apa yang dirasakan para pengguna fb yang sampai kadang-kadang mengabaikan waktu istirahat demi mendapatkan comment terhadap apa yang mereka rasakan atau gaya rambut mereka yang baru or sekedar pamer kalau mereka berada di tempat fitnes or salon or di dalam mobil (biar terlihat tajir, bo). Ga tahan membaca "sampah-sampah" tersebut, akhirnya saya diactivated account itu setelah digunakan beberapa bulan. Ga semua "sampah" sihhh hehehe, ntar banyak yang protes lageee, tapi "kebanyakan" memang "sampah." 

Cerita yang lain lagi datang dari seorang teman yang merasa sakit hati, bahkan sampai sekarang, karena membaca coment yang diposting oleh seseorang, yang dia bisa pastikan ditujukan untuknya. Facebook bahkan dipakai untuk saling menyerang. Gaswat.

Selain hal-hal tersebut, ada juga printilan negatif dari fb, antara lain: mata lelah melototin layar computer or layar ponsel, tangan pegel, apatis, kepala pusing, males beranjak kalau dah pewe melototin fb, kesemutan karena berada dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama, etc. You mention it.

Hal yang positif dari fb banyak juga sih, yang pasti silaturahmi dengan teman-teman yang sudah lama ga ketemu, fb memang berfungsi mendekatkan yang jauh (asal yang dekat ga jadi jauh yax), jualan (yax dipilih dipilih), info acara seru or bahkan jarkom buat demo, or kampanye. Bahkan Obama juga pake fb untuk kampanye, n beberapa politikus dari Indonesia juga begitu. Kalo artis or bands sih, sebagian besar menggunakan fb sebagai ajang promo.

Fuhhhh, banyak sisi negatif, ga kalah banyak juga sisi positif. Intinya pengendalian diri. Tahu mana prioritas and mana yang cuma buat fun. Pekerjaan menunggu diselesaikan, anak menunggu orang tuanya pulang bekerja karena butuh menjadi yang pertama untuk di perhatikan, dan bukan kedua setelah fb, peliharaan butuh dikasih makan, tanaman butuh disiram. Banyak yang sebenarnya bisa kita lakukan bila kita diskon waktu kita di depan fb.



Salam Sukses    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar